Mahasiswa Semester Akhir itu?



Belum ada kesepakatan di kalangan mahasiswa mengenai semester berapa yang digolongkan  “mahasiswa semester akhir”  itu. Sebagian menyebutkan bahwa mereka adalah para Phd, kepandekan dari mahasiswa yang lulusnya Pas Hampir Do. Pihak lain mengatakan mereka adalah S.s, kependekan dari Sedang Skripsi.
Terlepas dari semua celotehan saya di atas. Dari hati yang paling dalam saya mengakui termasuk kedalam komplotan “mahasiswa semester akhir” tersebut. Terkuak dari mitos-mitos nenek moyang kampus, bahwa masa-masa tersebut adalah masa ketika mahasiswa berada diujung tanduk perjuangannya. Tentunya selain masa-masa ketika berteriak-teriak di bundaran, menggoyangkan pagar DPR, dihalau pak polisi, dan membakar tumpukan ban bekas dari bengkel bubut Setia Budi,  masa-masa akhir ketika dengan kekuatan penuh harus menyelesaikan skrpsi adalah kenangan yang tak akan terlupakan.
“SKRIPSI” adalah momok yang menakutkan bagi para calon sarjana pencari kerja di seluruh penjuru negri. Seperti menakutkannya Ujian Nasional di kalangan pelajar. Hingga akhirnya akan dikeluarkanlah selembar ijazah dari biro rektor. Ijazah adalah reward final dari rentetan pergulatan mahasiswa di sebuah kampus, secarik kertas ini menjadi tumpuan harapan yang akan mengantarkan mereka ke meja-meja HRD perusahaan. Namun tidak semua eks mahasiswa bertikad demikian, ada pula yang banting setir menjadi wirausahawan muda. Belakangan, virus entrepreneur memang sudah mulai menyambangi mahasiswa dan fresh graduate.
Dilema sesungguhnya bagi mahasiwa semester akhir sebetulnya ada dua saja, pertama bagaimana penyelesaikan skripsi untuk bisa lulus, dan kedua, bagaimana langkah setelah lulus. Semua itu harus di jawab dengan perencanaan dan tindakan yang tepat, jika tidak, maka peluang untuk menjadi kontributor angka pengangguran semakin jelas.
Lalu bagaimana dengan saya? Pengakuan di atas telah mempertegas bahwa saya tengah berada dalam kondisi yang secara umum digambarkan di atas. Max Weber dalam konsep “fakta sosialnya” mengatakan bahwa individu tidaklah bertindak  karena pengaruh penuh dari norma sosial atau kondisi sosial yang ada, melainkan berdasarkan rasional choice yaitu apa tujuan yang ingin dicapai dari suatu tindakan yang diperbuat.
Meskipun teorinya dari pemikir barat, saya hampir sepenuhnya sepakat dengan teori tersebut. konsep ini juga senada dengan buku yang berjudul the start from the end  yang intinya dalam memulai setiap langkah, dalam memilih setiap tindakan haruslah bermula dari apa yang ingin diperoleh nantinya, itulah yang dinamakan dengan tujuan. Saya sebagai seorang muslim tentu punya tujuan akhir yang harus sinkron dengan alquran dan haridts, jadi tujuan akhir saya adalah  “mendapatkan ridho Alloh swt”. Adapun skripsi, sedang dalam pikir-pikir dan setelah skripsi juga sedang pikir-pikir. Ketika masih kecil dulu, cita-cita saya menjadi pengusaha (nb. Bukan penguasa) dan saat ini juga cita-citanya masih sama, mohon doanya saja. “Sebaik-baik manusia adalah yang banyak manfaatnya bagi manusia lainnya”.
mahasiswa santai yang memposting berbagai tulisan tidak serius :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar