Nama : Syahid Ismail
NIM : 090901043
Materi : Tahapan Sosialisasi George Herbert Mead
Mata Kuliah : Teori Sosiologi Kontemporer
Departemen : Sosiologi
Dosen : Lina Sudarwati
Soal:
Apa yang akan terjadi jika seseorang mengalami perkembangan konsep diri secara tidak bertahap atau tidak sempurna? Berikan penjelasan beserta contohnya!
Jawab:
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu agar diterima menjadi bagiaan dari masyarakat.
Proses sosialisasi haruslah dilakukan dengan sempurna dan sesuai tahapan karena tidak mungkin seseorang melewatkan tahapan-tahapan (tahapan menurut teori George Herbert Mead) sosialisasi yang lebih tinggi sebelum ia melalui tahapan yang lebih rendah terlebih dahulu. Misalnya saja seseorang tidak mungkin bisa mencapai tahap game stage (tahap siap bertindak) sebelum melalui tahap play stage (tahap meniru).
Proses sosialisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan terjadinya kesalahan atau terhambatnya transfer nilai-nilai baik nilai-nilai dari sosialisasi primer (dari keluarga) maupun nilai-nilai dari sosialisasi sekunder (dari masyarakat luas). Terhambatnya atau tidak sempurnanya transfer nilai-nilai ini dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan atau peran yang sebenarnya tidak diharapkan oleh masyarakat atau dinamakan juga dengan penyimpangan sosial. Penyimpangan sosial yang dimaksud adalah perilaku seseorang yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat sehingga tindakan tersebut dapat mengganggu ketentraman dan kenyamanan hidup bermasyarakat.
Adapun contoh kasus mengenai proses sosialisasi yang tidak sempurna adalah sebagai berikut:
Contoh Kasus:
Pada tugas ini penulis mengambil satu contoh kasus yang sudah cukup familiar di kalangan masyarakat karena kisah nyata ini sudah diangkat ke layar lebar dan banyak juga diceritakan di buku-buku biografi.
Contoh kasusnya adalah tentang Helen Keller, “Ia lahir normal di Tuscumbia, Alabama pada 1880. Pada usia 19 bulan, ia diserang penyakit misterius yang menyebabkannya buta dan tuli. Ia jadi liar dan tidak dapat diajar pada usia 7 tahun.” (http://id.wikipedia.org/wiki/Helen_Keller)
Penyakit buta dan tuli menyebabkan dia tidak dapat berkata dan tidak mengerti dunia sekitarnya bahkan ia tidak dapat mengenali siapapun termasuk ibunya sendiri. Ia tidak dapat melalui tahap preparatory stage (tahap persiapan)* pada pada usianya saat itu.
Helen juga tidak tahu apa arti kata-kata sederhana yang umumnya diucapkan anak seusianya. Alat indra yang paling berguna bagi Helen saat itu adalah indra peraba yaitu kulit. Hal yang biasa dilakukan Helen saat itu bukanlah menangis seperti bayi pada umumnya, tapi ia lebih mengerti memberikan isyarat dengan tendangan dan pukulan trhadap apapun yang mendekatinya.
Pada usianya dua hingga tiga tahun, Helen tidak dapat melalui tahap play stage (tahap meniru)**, ia sama sekali tidak dapat meniru perilaku orang-orang disekitarnya, baik itu meniru perkataan maupun tingkah laku. Ia juga tidak mengerti apa yang harus dilakukan seorang ibu sebagai suatu reaksi dari symbol yang dilakukan dirinya. Ia juga tidak tahu apa yang diharapkan seorang ibu dari dirinya saat itu. Helen masih tetap menggunakan cara yang ia mengerti sendiri yaitu dengan memukul dan melemparkan benda-benda yang berhasil disentuhnya.
Pada usia empat sampai enam tahun seharusnya Helen sudah dapat melalui tahap game stage (tahap siap bertindak)***. Namun akibat keadaanya yang buta dan tuli, Helen tidak mengerti peran yang harus dilakukannya sendiri, ia tidak mengerti norma apa saja yang berlaku di keluarganya, ia juga belum dapat bermain bersama teman-teman sebayanya. Dalam kesehariannya Helen sering kali dikurung di ruangan oleh ibunya karena Helen sering membuat kegaduhan dan kerusakan bahkan sering juga mencelakai orang lain.
Ketika Helen dicoba disuruh untuk duduk di meja makan, Helen tidak dapat melakukannya mungkin hal ini disebabkan ia tidak mengerti bahwa orang-orang disekitarnya juga melakukan hal seperti itu ketika makan. Helen juga tidak dapat menggunakan alat makan seperti sendok dan garpu sehingga orang tuanya benar-benar kesulitan mendidiknya.
Karena penyakitnya itulah Helen menjalani hidup dengan penuh kesendirian, ia sangat kasar dan liar tanpa bisa dikendalikan, padahal diusianya itu, ia juga memiliki perasaan ingin diperhatikan oleh orang lain, namun ia tak pernah merasakannya.
Barulah pada usianya yang ketujuh tahun terjadi perubahan besar pada diri Helen, orang tuanya bertemu Johanna (Anne) Mansfeld Sullivan Macy untuk menjadi guru pribadi dan mentor. Annie memegang tangan Helen di bawah air dan dengan bahasa isyarat, ia mengucapkan "A-I-R" pada tangan yang lain. Saat Helen memegang tanah, Annie mengucapkan "T-A-N-A-H" dan ini dilakukan sebanyak 30 kata per hari. Helen diajar untuk membaca lewat huruf braille sampai mengerti apa maksudnya. Helen menulis, "Saya ingat hari yang terpenting di dalam seluruh hidup saya adalah saat guru saya, Anne Mansfield Sullivan, datang pada saya." Dengan tekun, Annie mengajar Helen untuk berbicara lewat gerakan mulut, sehingga Helen berkata, "Hal terbaik dan terindah yang tidak dilihat atau disentuh oleh dunia adalah hal yang dirasakan di dalam hati." Ia belajar bahasa Perancis, Jerman, Yunani dan Latin lewat braille. Pada usia 20 tahun, ia kuliah di Radcliffe College (cabang Universitas Harvard), khusus wanita. Annie menemani untuk spell textbooks, huruf demi huruf, yang diletakkan ke tangan Helen. Hanya 4 tahun, Helen lulus dengan predikat magna cum laude. (written by. Syahid Ismail)
END NOTE
END NOTE
* Tahap persiapan (Preparatory Stage): Menurut Mead, Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya. (id.wikipedia.org/Sosialisasi.htm)
** Tahap meniru (Play Stage): Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other) (id.wikipedia.org/Sosialisasi.htm)
*** Tahap siap bertindak (Game Stage): Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya. (id.wikipedia.org/Sosialisasi.htm)
DAFTAR PUSTAKA
Helen Keller. http://id.wikipedia.org/wiki/Helen_Keller. (diakses hari Minggu, 12 Oktober 2010 Pkl. 07.00 WIB)
Sosialisasi. http://id.wikipedia.org/wiki/sosialisasi. (diakses hari Minggu, 12 Oktober 2010 Pkl. 06.45 WIB)
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar