mendung


Aku mencoba memperbesar focus kamera handphoneku kearah dua tower tinggi yang sedang menyelesaikan proyek rumah sakit USU. Biasanya tak pernah sejelas ini hasil ambilan gambar lewat ponsel ini, sinar sunrise biasanya mengalihkan focus kameraku. Namun hari ini sedikit berbeda,  di layar laptopku tertera suhu 16 derajat C, cukup dingin untuk memaksaku mengenkan jaket cream faporitku.
Langit mendung menyelimuti kota medan, seolah turut mengerti perasaanku. Aku terus berdiri menatap ke arah timur,  dalam kelopak mataku kurasakan kehampaan yang dalam, kerinduan yang sulit diungkapkan. Lantai 3 asrama putera USU cukup tinggi untuk mengakhiri prustasi, namun sayang aku tak pernah sedikitpun berfikir untuk melakukannya. Aku masih punya harapan yang membuatku bertahan,  secerca  harapan itu akan terus menuntunku, memberiku cahaya.
Sudah semakin siang, tapi cuaca tak kunjung membaik.  tak seperti biasanya, tak ada yang bisa kulihat di sekeliling kamarku, teman2ku  semua pergi ke rumah teman atau kerabatnya di medan. Mungkin air es bisa membuatku tenang walau udara sangat dingin menggigit. Untung saja hari ini listrik tetap menyala, jadi aku bisa leluasa menjelajah dunia maya lewat laptop acer-ku. Memang dialah yang selalu setia menemani. Dia telah memperkenalkannku dengan orang-orang yang jauh di luar sana.
Dalam kesendirian di ruangan 4X6m ini  memang sangat membosankan. Akhirnya kuputuskan  untuk turun kebawah dan melihat suasana ramai di jalan raya depan. Kini sudah  hampir sunset, tapi cuaca massih mendung. Mungkin alam ini benar-benar mengerti, sama seperti perasaanku, di menjelang senja ini tidak lebih baik dari saat dini hari tadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar